Blue Fire Pointer

Kamis, 14 Januari 2016

Cerpen : The Diary Of My Heart

The Diary Of My Heart

 karya : Erika Puspitasari

   07 January 2007 

     Hari yang sangat membahagiakan bagiku karna sekarang aku genap berusia 16 tahun. Banyak orang berkata usia 16 tahun itu adalah usia yang menyenangkan, karna bagi mereka di usia tersebut mereka bisa berpacaran dengan bebas. Namun aku tidak ingin berpacaran karna seringkali aku melihat temanku menangis karna cinta, jadi aku berpikir untuk apa pacaran jika harus disakiti. Kenyataan itu kemudian aku tepis setelah bertemu Arkan, seorang pembalap Gokar yang Cerdas, Bijaksana, dan Penyabar. Aku bertemu dia di Sirkuit Sentul saat melihat pertandingan Gokar antar kota dan Arkan keluar sebagai Runner-up.
 
19 January 2007

     Aku bersama Sarah melihat pertandingan Gokar antar Kabupaten di tempat yang sama. Setelah mendapat tempat duduk di barisan terdepan, aku keluar Sirkuit untuk membeli Pop Corn. Setelah aku membeli dua bungkus Pop Corn aku melihat Arkan sedang duduk termenung dikursi taman padahal pertandingan akan dimulai 15 menit lagi.
" Hai, boleh aku duduk ? " Tanyaku
" Silahkan " Jawabnya datar
" Kau tidak bersiap ? 15 menit lagi pertandingan akan segera dimulai " Tanyaku lagi, Namun kali ini ia hanya diam.
" A-Aku mengagumimu, bahkan lebih dari itu " Kataku sambil memandang wajahnya.
" Kau tak pantas mengagumiku " Sepatah kalimat menyakitkan keluar dari mulutnya, tentunya bukan kalimat yang ku harapkan.
" Mengapa ? " Tanyaku penasaran.
" Karna aku tak pantas mempunyai pengagum. Aku seorang pembalap yang tak Jujur " Jawabmya tanpa ekspresi.
" Maksudmu ? " Tanyaku lagi.
" Suatu hari aku memergoki Rian meminum air, aku kira itu hanyalah air biasa, saat aku tanya itu air apa ia menjawab itu adalah Pil Ekstasi yang sudash dicairkan. Ia selalu meminumnya sebelum mengikuti pertandingan agar saat ia kalah ia tak mengalami depresi. Ia lalu menawariku untuk meminum air itu, aku bersikeras menolak namun ia tetap memaksa dan akhirnya aku mencobanya. Mulai saat itu aku ketergantungan pada air ekstasi. Pernah saat aku mengikuti pertandingan Gokar antar Kabupaten aku tak sengaja meninggalkan air ekstasi itu diloker. Tubuhku terasa kaku dan sangat sakit, aku meminta juri menunda pertandingan namun permintaanku tak dituruti dan akhirnya aku mengundurkan diri. Kau tahu akuitu pengguna Narkoba !! " Jelasnya panjang lebar.
Aku berdiri lalu berlari sambil menangis seraya menumpahkan Pop Corn, seakan tak percaya pembalap terbaik seperti Arkan adalah pengguna Narkoba.

24 March 2007

     Sore itu aku baru pulang dari rumah Sarah seusai menerjakan tugas kelompok. Hujan lebat menghiasai sore yang gelap itu hingga aku harus berteduh dan menunggu kurang lebih setangah jam dihalte bus. Aku lalu memutuskan untuk pulang jalan kaki setelah sadar ada payung ditas slempanganku - Bodohnya aku harus menunggu setengah jam dihalte padahal ada payung ditas ku - . Tiba saatnya aku melewati sebuah jembatan, jembatan sepi yang hampir tak ada satu pun kendaraan melintas, Jembatan yang hanya memiliki dua buah kampu bercahayakan remang - remang yang berada di kedua ujung jembatan. Saat berada di tengah - tengah jembatan aku melihat seseorang tengah duduk dipinggir jembatan, ku kira itu hanya seorang Tuna Wisma tapi setelah melihat wajahnya aku yakin itu adalah Arkan. Matanya terpejam dan mulutnya pun mengeluarkan busa, ditangan kirinya ada sebuah botol yang kuyakini berisi air ekstasi. Aku mencoba membangunkannya dengan cara memanggil - manggil namanya dengan keras, menepuk - nepuk pipinya, bahkan sampai memberikan tamparan keras dikedua pipinya namun Arkan tak kunjung bangun. Untungnya ada mobil  pick-up lewat, aku menumpang mobil itu bersama Arkan yang pingsan dan menyuruh supir mengantarkan kerumah sakit.
                                                   ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~~ ~  ~ ~~ ~
 Aku sangat tercengang ketika mendengar penjelasan dokter bahwa hati dan ginjal Arkan sudah rusak dan harus segera mendapatkan donor. Aku sangat cemas dan bingung mencari orang yang ingin mendonorkan Hati dan Ginjalnya, sampai aku berpikir, Bagaimana jika aku yang mendonorkkan hati dan ginjalku untuknya ?

25 March 2007

     Setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya aku tetap ingin mendonorkan kedua organku itu untuk Arkan walau aku tahu setelah mendonorkannya aku tak akan hidup lama atau bahkan langsung meninggal namun lagi - lagi aku membulatkan tekadku dengan harapan Arkan bisa berubah dan menjadi pembalap sejati. 2 Jam sebelum pendonoran dilakukan, aku menulis sesuatu disecarik kertas berisakan tulisan yang mungkin akan menyadarkan Arkan.
 " Mungin kau akan berkata, " Untuk apa kau lakukan semua ini, aku tak mengenalmu ". dan jika aku masih ada pertanyaan itu akan kujawab dengan berkata " Ya, kau memang tak mengenalku namun aku mengenalmu, seorang pembalap hebat kebanggan negri yang hobi mengkonsumsi air ekstasi. Kulakukan semua ini atas dasar suatu perasaan, perasaan yang baru pertama kali kurasan dihidupku, Perasaan yang menbuatku berani melakukan semua ini, Perasaan yang akhirnya kubawa seorang diri tanpa sempat di sampaikan langsung kepadamu. Ya perasaan ini, tidak lain adalah perasaan cinta. " ".
Kulipat kertas itu lalu kuselipkan diantara begitu banyaknya halaman dibuku Diary ku. Kutitipkan kertas itu kesalah satu suster dan meminta suster itu membeerikannya pada Arkan saat ia sadar.

========

In Real Life ( Didunia Nyata ) + 3 Tahun Kemudian

 " Kau benar, aku memang pembalap kebanggan negri. Namun sekarang mengkonsumsi air ekstasi bukan hobiku lagi. Yang kau tulis tentang pertanyaa yang akan kuajukan juga benar. hmm, karna kau berikan aku buku Diary ini, aku jadi hobi menulis, hobi baru yanf bisa dikatakan seru, hobi yang bisa kulakukan saat menunggu pertandingan selanjutnya. Terimakasih atas semuanya, atas kedua organ yang telah kau berikan padaku, atas cinta tulusmu yang tak pernah ku ketahui. Dan sekarang kau pergi tanpa sempat menjalani cinta itu bersamaku. Terima kasih Dinar, cintamu akan selalu kusimpan ditubuhku bersama hati dan ginjal yang telah kau donorkan. ". Arkan lalu menutup buku Diary yang masih terlihat bagus dan melatakan seikat lily putih diatas kuburan Dinar lalu mencium nisannya.


Tamat......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar