Blue Fire Pointer

Jumat, 22 April 2016

Cerbung : Triangle Love Part II

   Jam pun sudah menunjukan angka 08.45 aku segera meluncur menuju toko kue milik pamannya Made. Sebenarnya aku penasaran dengan apa yang akan diberikan oleh Made untuk membayar kekecewaanku namun ya sudahlah.. Nanti juga aku akan tahu sendiri. Setelah samapai didepan toko kue aku segera memarkirkan mobil dan masuk ke toko, di dalam toko aku melihat Made yang begitu tulus melayani pembeli yang ingin memebeli kue ataupun pembeli yang hanya ingin melihat - lihat, senyuman yang terurai di bibir nya sangat lah tulus hingga tanpa sadar aku terus memandangnya. Beberapa saat kemudian Made melihatku dan segera meminta izin pada pamannya untuk pergi sebentar dan sepertinya pamannya menyetujuinya.

   " Mari. " Katanya
   " Mmm, Apa tidak masalah jika kau keluar sebentar denganku ? sementara toko pamanmu sedang ramai pembeli ?." Tanyaku
   " Tak apa, Sebentar lagii keponakan pamanku akan datang kemari. Ya sudah mari. " Ajaknya
   " Yasudah, kita akan kemana ?. " Tanyaku
   " Ikut saja, nanti juga kau pasti akan tahu. " Katanya sambil berjalan lebih dulu
   " Apa sebaiknya kita naik mobil saja ?." Tanyaku menyusulnya
   " Tak usah, Jaraknya tidak terlalu jauh dari sini. " Jawabnya

   Beberapa menit kemudian, aku dan Made telah sampai didepan sebuah rumah. Tepat di palang pintu masuknya terdapat tulisan yang bertuliskan " Rumah Lukisan ". Aku bertanya pada Made namun Made tak menjawab dan malah melemparkan seutas senyuman tulus. Tak lama kemudian keluar seorang bapak dari dalam rumah.

   " Oh, Hai Made. Apa kabar ? sudah lama kau tak kemari. Lantas apa yang membuat mu kemari ?. " Tanya bapak itu.
   " Hai pak Riyad, Kabar saya baik. Saya kemari membawa teman saya. Salsa ini pak Riyad, Pak Riyad ini Salsa . " Kata Made memperkenalkan. Aku lalu bersalaman dengan pak Riyad.
   " Nah Made, apa yang membuatmu kemari ? " Tanya pak Riyad
   " Saya kemari karna ingin membayar kekecewaan teman saya yang tidak bisa melukis Sunrise secara keseluruhan. Saya membawanya kemari karna saya yakin bapak bisa membantu saya. " Jelas Made
   Pak Riyad hanya tersenyum lalu membawaku masuk ke dalam. Betapa kagum nya aku ketika memasuki rumah yang disebut " Rumah Lukisan " tersebut karna banyak lukisan yang bagus nan indah menghiasi seluruh dinding rumah tersebut. Pak Riyad lalu membawaku kesebuah ruangan lalu meninggalkanku disana, dan dia hanya berkata " Silahkan tuangkan apa yang ada dipikiranmu pada kertas itu ". Ruangan itu, sangat Indah dan tertata rapi dengan bacjground dinding berwarna hijau yang tentu saja membuat otak dan mata ku menjadi fresh kembali. Segera aku mengambil tuas dan menuangkan segala yang ada dipikiranku. Hampir dua jam aku melukis, dan saat aku sadar ternyata aku melukis wajah seseorang ! yaitu wajah Made ! aku tidak tau mengapa aku bisa melukis wajahnya, apa mungkin aku sedang memikirkannya ?. Tiba - Tiba pak Riyad datang dan membuyarkan kebingungan ku, ia lantas tersenyum dan membawaku keluar.

  " Kau mau menyimpan lukisanmu dimari atau membawanya pulang ? " Tanya pak Riyad

    Aku lebih memilih menyimpannya dirumah ini, karna aku tidak mau Made tahu kalau aku melukis wajahnya. Aku lalu pulang bersama Made, lebih tepatnya Made mengantarku sampai toko kie pamannya.

   " Kau tadi melukis apa ? " Tanyanya
   " Aku melukis ... " Kataku, sebenarnya aku tidak ingin menjawabnya.
   " Tak apa jika kau tak ingin menjawabnya. Nahh kita sudah sampai " Kata nya
   " Mmm. Made. Terima kasih karna kau sudah membawaku ke rumah milik pak Riyad, jadi aku bisa mengekpresikan semua yang ada dipikiranku ". Kataku
   " Ya, sama - Sama ". Jawabnya
  " Kalau begitu, aku pergi dulu. Assalammualaikum " Kataku sambil masuk mobil dan pulang ke Apartemen.


Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar